Kontroversi Fifa dalam Penetapan Status Ezra Walian



Akhir-akhir ini, pecinta bola di seluruh Indonesia dikejutkan dengan berita yang viral tentang status Ezra Walian dalam timnas U-23 Indonesia yang tidak diperbolehkan oleh FIFA untuk membela timnas. Keputusan tersebut  karena Ezra Walian sebelumnya pernah bermain di Timnas Senior Indonesia di bawah arahan Luis Milla  melawan Myanmar pada pertandingan persahabatan di tahun 2017. Ia tampil selama 45 menit. FIFA tidak mengabulkan permintaan PSSI karena PSSI terlalu sibuk dengan polemik internalnya wkwkwk… hehe bercanda !!. Alasan utamanya karena Ezra Walian pernah membela Timnas Belanda U-17 pada kompetisi resmi yaitu kualifikasi Piala Eropa U-17 pada tahun 2013. Polemik tersebut akan saya bahas melalui tulisan tersebut.
Pertama adalah akan kita bahas mengenai status Ezra Walian berdasarkan konstitusi di Indonesia. Ezra Walian merupakan pemain sepakbola berdarah campuran. Ayahnya berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan keturunan manado dan Ibunya berkewargenegaraan Belanda. Ezra sendiri merupakan pemain dengan kelahiran Belanda tepatnya di Amsterdam tahun 1997. Kasus Ezra Walian ini termasuk naturalisasi istimewa yang dilakukan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia nernomor 5/PWI tahun 2017. Berdasarkan hal tersebut Ezra telah resmi menjadi WNI secara konstitusional Indonesia.
Kedua akan saya bahas aturan naturalisasi yang diperbolehkan oleh FIFA. Berdasarkan Regulations Governing the Application of the Statutes no 7 artikel ke 15-18 pada tahun 2008. Pemain dapat berpindah untuk  membela timnas lain apabila telah memenuhi salah satu syarat berikut dan wajib berusia lebih dari 21 tahun:
·         lahir di daerah Negara tersebut,
·         ayah atau ibu kandung dari pemain lahir di Negara tersebut
·         kakek atau nenek pemain lahir di Negara tersebut
·         pemain telah tinggal di Negara tersebut selama minimal 5 tahun berturut-turut setelah berumur 18 tahun
Berdasarkan penjelasan tersebut Ezra Walian telah memenuhi salah satu syarat yaitu ayah atau ibu berasal dari Indonesia.
Syarat lain untuk berganti seragam timnas adalah sang pemain telah memiliki lebih dari satu kewarganegaraan, atau telah mendapatkan kewarganegaraan baru, atau diperbolehkan mewakili lebih dari satu timnas berdasarkan kewarganegaraan mereka. Mungkin pilihan terakhir sedikit membingungkan, tetapi saya akan coba baha sedikit.  FIFA memiliki aturan tersendiri bahwa satu kewarganegaraan dapat memiliki beberapa timnas didalamanya. Contohnya kewarganegaraan chinese dapat mempunyai timnas China PR, Hongkong, dan Macau. Jadi ketika pemain telah memiliki kewarganegaraan Chinese mereka berhak untuk bermain di timnas china, hongkong, ataupun macau. Kembali lagi kesyarat tersebut bahwa Ezra Walian telah memenuhi syarat kedua yaitu telah mendapatkan kewarganegaraan baru berdasarkan Keppres diatas.
Selanjutnya untuk berganti seragam timnas adalah bahwa pemain hanya dapat sekali mengubah seragam tersebut dengan syarat bahwa pemain tersebut belum pernah bermain dalam laga resmi dalam level international tingkat A untuk timnas sebelum berganti kewarganegaraan. Penulis sendiri kesulitan untuk mencari maksud dari laga resmi internasional tingkat A dalam sehingga penulis mengutip sesuatu dari artikel lain. Menurut artikel yang dibuat oleh Ryan Kelly dalam goal.com, beliau menuturkan bahwa yang dimaksud level internasional tingkat A ini adalah laga resmi di tingkat timnas senior seperti kompetisi resmi internasional (World cup, Asian Cup, dan lain lain). Apabila pemain telah bermain pada pertandingan persahabatan saja, dia masih bisa berpindah timnas selama belum bertanding dalam kompetisi resmi dan telah memenuhi syarat diatas. Berdasarkan syarat tersebut Ezra Walian telah memenuhi karena dia baru melakukan laga internasional pada kompetisi junior.
Hal terakhir yang harus dipenuhi sebelum pemain bisa berbindah timnas adalah melakukan permintaan tertulis pergantian timnas beserta dokumen-dokumen pendukung kepada FIFA yang kemudian akan direview oleh sekretaris jenderal FIFA dan departemen status pemain yang kemudian akan diputuskan hasilnya. Selama permintaan tersebut disetujui, pemain tersebut dilarang untuk bermain bagi Timnas. Apabila ditolak maka pemain tersebut tidak bisa membela timnas barunya, hal tersebut yang dialamin oleh Ezra Walian.
Kejadian ini pernah terjadi pada pemain timnas Thailand, Chayl Chapuis, pada tahun 2013. Pada saat itu dirinya dilarang bermain untuk Timnas Thailand pada saat menghadapi Timnas Lebanon untuk kualifikasi Piala Asia 2013. Dia juga ditolak oleh FIFA karena pernah bermain untuk Timnas Swiss U-17. Tetapi, asosiasi sepakbola Thailand mengirimkan banding dan dokumen-dokumen pendukung kepada FIFA sehingga sekarang Chapuis bisa bermain untuk Timnas Thailand.
Kondisi tersebut hampir mirip dengan kondisi Ezra sekarang. Menurut saya pribadi, wajar saja jika Ezra ditolak untuk membela Timnas karena dia pernah bermain bersama Timnas Belanda U-17 karena pada saat ini Timnas Indonesia yang Ia bela juga masih dalam kategori junior juga. Hal tersebut menjadi tidak wajar apabila Ezra dilarang untuk membela Timnas Senior yang sudah tidak ada korelasinya. Ini masih asumsi saya pribadi karena baik PSSI dan FIFA belum memberikan detail mengenai  alasan penolakan tersebut dan PSSI juga masih bisa melakukan banding.
Ezra Walian masih mempunyai kemungkinan untuk membeli Timnas Indonesia di masa depan. Tetapi, butuh keinginan kuat dari PSSI untuk memperjuangkan nasib Ezra Walian agar citra mereka membaik dari hal-hal negatif yang terjadi pada mereka akhir-akhir ini. Apabila Ezra telah resmi bisa bermain untuk timnas, Ezra Walian  harus latihan  lebih keras lagi agar di masa depan Ia bisa bermain bagi Timnas Indonesia dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia pantas memakai seragam Merah Putih.

Referensi

Kelly, Ryan. (2018) FIFA national team eligibility: Rules, players who have switched & everything you need to know. Available from: https://www.goal.com/en-sg/news/fifa-national-team-eligibility-rules-players-who-have/1hndiedxd2d4h1jfved27pg4go. [Accessed : 23 Maret 2019]


Share on Google Plus

About Ramdani Rizki

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

kritik dan saran sangat diperlukan untuk mengembangkan blog ini